Laman

Minggu, 01 Januari 2017

KANKER KULIT

Kanker kulit nonmelanoma adalah kanker yang tersering ditemukan di Amerika Serikat, dengan perkiraan insidensi setiap tahunnya lebih dari 600.000 kasus. Karsinoma sel basal (KSB) merupakan 70 sampai 80 persen dari semua kanker kulit nonmelanoma. Karsinoma sel skuamosa (KSS), walaupun hanya merupakan 20% dari semua kanker kulit nonmelanoma, lebih bermakna karena kamapuan metastasisnya. Angka insidensi meningkat secara dramatis sejak dekade terakhir ini. Walaupun lebih sering terjadi pada laki-laki, sejak tahun-tahun terakhir perbedaan jenis kelamin ini menjadi kurang menonjol.

- ETIOLOGI - 

Penyebab KSB dan KSS adalah multi faktor dengan faktor lingkungan dan pejamu berperan penting. Faktor pencetus selain usia dan jenis kelamin adalah keturunan celtic, warna kulit terang, kecenderungan mudah terbakar sinar matahari, radiodermatitis, luka bakar termal, serta jaringan parut dan ulkus kronik tertentu. Beberapa penyakit herediter dikaitkan dengan kanker kulit (mis. xeroderma pigmentosum. Diantara penyebab lingkungan, pajanan sinar matahari terutama spektrum ultraviolet B (UV-B), tampaknya merupakan faktor yang paling bermakna. Banyak terdapat bukti yang menunjang peran pajanan UVB kronik pada kulit dalam patogenesis kanker kulit. Insidensi tumor ini meningkat seiring dengan penuruna garis lintang. Sebagain besar tumor timbul di bagian tubuh yang terpapar matahari di kepala dan leher dan lebih sering di sisi kiri di Amerika Serikat dan di sisi kanan di Inggris, mungkin berkairan dengan pajanan asimetrik sewaktu mengendarai mobil. kejadian yang lebih sering pada orang yang bekerja di luar ruangan. Seiring semakin menipisnya lapisan ozon protektif, dapat diperkirakan akan terjadi peningkatan insidensi kanker kulit. Diantara karsinogen kimia, arsen adalah yang terpenting. Pajanan biasanya melalui obat atau air sumur. Kanker kulit pada individu yang terkena mungkin dijumpai dengan atau tanpa tanda arsenisme kronik di kulit (mis. keratosis arsenik). Imunosupresi akibat obat atau penyakit juga merupakan imunoupresi kronik ssangat rentan terhadap KSS. Frekuensi kanker kulit setara dengan lama imunosupresi dan tingkat pejanan matahari. Papilomavirus manusia (HPV) dan UVB dapat berfungsi sebagai kokarsinogen. Knaker kulit tidak jarang ditemukan pada pasien yang terinfeksi oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan mungkin lebih agresif pada situasi ini. Seiring dengan meningkatkannya harapan hidup pasien HIV, kanker kulit mungkin juga akan semakin menjadi masalah.

GAMBARAN KLINIS

Karsinoma sel basal (KSB) adalah keganasan yang berasal dari sel basal Epidermis. Terdapat beberapa tipe klinis KSB. Yang tersering adalah KSB noduloulseratif, yang berawal sebagai nodus kecil berkilap seperti lilin, sering memperlihatkan pembuluh telangiektatik di permukaannya. Ukuran nodus membersar perlahan dan mingkin mengalami ulserasi di bagian tengahnya. Dapat ditemukan melanin dalam jumlah bervariasi di dalam tumor. KSB dengan penimbunan pigmen dalam jumlah besar membentuk KSB berpigmen. Walaupun secara klinis tidak lebih agresif dasri pada varian nodulaulseratif, tumor ini dapat dikira melanoma maligna. KSB morfeaformis (fibrosa) bermanifestasi sebagai plak soliter yang datar atau sedikit cekung, berindurasi, dsan keputihan atau kekuningan. Batas biasanya tidak jelas. Dari varian KSB, varian ini adalah yang paling agresif dan cenderung kambuh. KSB superfisial terdiri dari satu atau beberapa plak critematosa berskuama yang membesar perlahan. Walaupun lebih sering ditemukan di badan dan ekstremitas, kepala dan leher juga dapat terkena. Lesi daspat disangka dermatosis meradang yang jinak, terutama ekzema, numularis dan psoriasis.

Karsinoma Sels Skuamosa (KSS) kulit primer adalah neo plasma maligna dari sel epidermis yang mengalami keratinasasi. Tidak seperti KSB, yang memiliki potensi metastasis yang sangat rendah, KSS dapat bermetastasis dan tumbuh cepat, gambaran klinis KSS sangat bervariasi. KSS umumnya muncul sebagai nodus bertukak atau erosi superfisial di kulit atau bibir bawah, tetapi lesi dapat juga berupa papula atau plak verukosa. Tidak seperti KSB, jarang dijumpai telangiektasia di atasnya. Batas tumor mungkin tidak jelas, dan dapat terjadi fiksasi ke jaringan di bawahnya. KSS kulit dapat muncul di bagian tubuh mana saja tetapi biasanya terdapat di kulit yang mengalami kerusakan akibat pajanan matahari.

TERAPI Karsinoma Sel Basal

Modalitas terapi yang digunakan untuk KSB adalah :

  1. . Elektrodesikasi dan kuretase (ED&K)
  2. Eksisi
  3. Bedah Beku
  4. Terapi Radiasi
  5. Bedah Mikrografik Mohs (Mohs Micrographic Surgery, MMS)
  6. Kemoterapi Topikal
  7. Interferon Intralesi.
Cara terapi tergantung pada letak tumor, subtipe histologik, adanya penyakit rekuren dan berbagai karakteristik pasien. ED&K tetap merupakan metode yang paling sering digunakan oleh ahli kulit. Metode ini dipilih untuk tumor yang kurang agresif (mis. moduloulseratif, superfisial). Metode ini sebaiknya tidak digunakan pada lesi rekuren, tumor yang seara histologis agresif (mis. morfeaformis), lesi yang invasi dalam atau sangat besar, atau pada lokasi dengan angka kekambuhan yang tinggi (mis. Lipat nasolagialis, kantus medialis). Eksisi, yang menghasilkan keunggulan kontrol histologik, biasanya dipilih untuk tumor yang lebih agresif, yang terletak didaerah yang berisiko tinggi, atau pada banyak keadaan, untuk alasan estetik. Terapi radiasi, walaupun tidak sering digunakan seperti modalitas bedah, menawarkan kemungkinan kesembuhan yang tinggi bagi banyak KSB. Terapi ini berguna untuk pasien yang tidak layak menjalani pembedahan dan berguna sebagai terapi adjuvan pada pembedahan untuk tumor berisiko tinggi. Bedah beku yang menggunkan nitrogen air dapat digunakan untuk tumor terisiko rendah tertentu tetapi untuk neoplasma stadium lanjut diperlukan peralatan khusus (yi, cryoprobes). Bedah mokrografik mohs adalah tipe eksisi bedah khusus yang memungkinkan kontrol histologik sempurna dan pemliharaan jeringan normal. Tindakan ini dicadangkan untuk lesi kambuh, lokasi berisiko tinggi, lesi besar dan berbatas kabur, dan dibutuhkan konservasi jaringan maksimal (mis. kelopak mata). Kemoterapi topikal dengan 5-fluorourasil (5-FU) memiliki peran terbatas dalam penatalaksanaan KSB dan digunakan hanya untuk pengobatan lesi superfisial. Laporan-laporan terakhir menunjukkan efektivitas interferon intralesi pada tumor primer tertentu. Riwayat alami KSB adalah berupa neoplasma yang secara lokal invasif dan tumbuh lambat. Potensi metastatik KSB diperkirakan adalah 0,0028 sampai 0,1 persen.

Karsinoma sel skuamosa
Terapi KSS kulit harus didasarkan pada analisis terhadap faktor risiko yang mepengaruhi perilaku biologik. Faktor tersebut adalah ukuran, letak, derajat diferensiasi histologik, danusia dan kondisi fisis pasien. Eksisi bedah, radiasi dan MMS adalah metode terapi standar. Bedah beku dan ED&K dilaporkan berhasil meyembuhkan tumor primer yang kecil. Perjalanan alamiah KSS tergantung pada karakteristik tumor dan pejamu. Tumor yang muncul di kulit yang rusak akibat matahari memiliki potensi matastatik yang lebih rendah daripada tumor yang muncul di bagian kulit yang terlindungi, Frekunsi metastasis pada KSS kulit, yang dilaporkan sebesar 0,3 sampai 3,7 persen, lebih rendah dari pada KSS mukosa. Tumor yang muncul di bibir bawah memiliki potensi metastatik mencapai 11%. metastasisi dari KSS yang muncul dari jaringan parut luka bakar, ulkus kronik dan genitalia memiliki angka yang lebih tinggi.

Pencegahan : Karena sebagian besar kanker kulit berkaitan dengan pajanan UVB kronik, terdapat kemungkinan penurunan insidensi secara dramatik melalui pendidikan dokter dan pasien. Harus dilakukan penekanan pada pencegahan yang dimulai pada awal masa kehidupan, walaupun kenyataannya kanker muncul beberapa tahun kemudian. Harus digalakkan penggunaan tabir surya secara teratur. Pasien juga dianjurkan agar menghindari tanning salon dan pajanan sinar matahari selama tengah hari (jam 10 pagi dasn jam 2 siang) lesi prakanker dan lesi in situ harus diobati secara dini komoprofilkerjas yang menggunakan retinoid sentetik berguna untuk mengendalikan munculnya lesi baru pada sebagian pasien dengan tumor multipel.

Kepustakaan:
AUBRY F et Al: Risk factors of squamous cell carcinoma of the skin Cancer 55.907, 1985
FRIEDMAN RJ et al (ed): Cancer of the skin. Philadelphia, Saunders 1991 pp.27-94
GALLAGHER FP et al: Trends in basa cell carcinoma, squamous cell carcinoma anda melanoma of the skin from 1973 through 1987. J Am Acad Dermatol 23, 413, 1990
KWA RE: Biology of cutameous squamous cell carcinoma J Am Acad Dermatol 26:1, 1992

Sumber: Harrison edisi 13 Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam Vol.4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar